senja di atas masjid banten

senja di atas masjid banten

Selasa, 19 Februari 2008

Prambanan, Pesona Tersisa Pasca Gempa


Di sela, urusan dinas di Jogja, Dewi dan anak-anak, kubawa ke Candi Prambanan, sambil refreshing sekaligus mengenalkan pada Farah dan Aang untuk melihat cagar budaya yang dilestarikan di perbatasan Jogja dan Jawa Tengah.

Namun, kami terhenyak manakala memasuki area Prambanan, papan larangan untuk memasuki area dalam karean pasca gempa yang meluluh lantakan jogja, Prambanan juga kena dampak yang tidak kecil.

Patung Roro Jongrang yang bisa didekati dulu sekarang tak juga bisa kita nikmati dari dekat. Dan hamparan sisa batu candi yang belum terbentuk atau dibentuk dan terpakai untuk mebangun sisa Candi berserakan. Praktis kami hanya menikmati di pinggiran pelataran Candi.

Namun, Prambanan tetap mempesona, bukan hanya karena makna budayanya namun kekaguman akan arsitektur teknis dan religinya. Ada kekuatan lain ketika mengamati bebatuan candi. Inikah bangsa ku dulu, sebegitu hebatkah bangsa ku dulu, sebegitu religinya kah bangsa ku dulu dan begitu banyak kekaguman yang tersisa yang menjadi makna syukur pada Ilahi.

Salah besar, bila siapapun yang kini ada meremehkan bangsa ku. Bangsa ku bukan kerdil, tak bermoral dan bodoh. Leluhurku telah mewariskan kebesaran, kehormatan, harga diri dan kehebatan dan kepandaian. Prambanan adalah catatan sejarah yang disisakan olehNya walaupun dihantam Gempa besar sekalipun, untuk menjadi peringatan bahwa AKU adalah BANGSA YANG BESAR, dan BANGSA YANG HEBAT.

Aku BANGGA sebagai BANGSA INDONESIA.

Tidak ada komentar: