senja di atas masjid banten

senja di atas masjid banten

Sabtu, 09 Februari 2008

Pak Webb, Dosen Laedership Yang Kreatif


Kalo ingat bola Indonesia saat dilatih Peter White, ingatanku selalu menerawang pada dosen Leadership ku waktu di Sydney. Aku ingat karena ketika suruh spell nama dosen ku, aku salah ternyata bukan White tapi Webb, dasar telinga udik maka ku pikir sama.

Nama lengkapnya Pieter M. Webb, ( hingga aku kembali ke Jakarta, M nya ngga pernah diceritakan kepada ku), dia sebenarnya lahir di Papua Timur (tahu donk pasti negara mana itu), dia awalnya bekerja di sebuah perusahaan , dan merangkak dari nol hingga mencapai jabatan manager, dan pindah ke Australia Barat, sebagai General Manager, pada perkembangannya, Pak Webb, merasa ada yang kurang dalam hidupnya.

Dia kemudian ke Sydney menyelesaikan kuliah Master hingga PhD nya disana. Ternyata ada perbedaan yang nyata dalam dunia pendidikan dengan dunia nyata. Bahwa apa yang dipelajari itu tidak bisa dipraktekan begitu saja. Apalagi dalam ilmu bidang Leadership. Memimpin diri sendiri, team dan company tidak seperti yang diajarkan di kampus, butuh alignment dan kalibarasi. Dan ini tidak mudah dihadapi saat ketika kita menjadi pemimpin.

Tidak aneh berbekal pengalaman dan study yang digelutinya, saat mengajar pun lebih banyak pengalaman, praktek lapangan hingga self test with attitude/STA, menjadi bagian dari pola mengajarnya. Dan kenapa begitu teringat dalam memori ku karena energi, semangat dan passion nya itu mencoba ditularkan secara total, sampai-sampai saat kita benchmark ke Telstra pun dia turut dan membimbing hingga mengkristalkannya dalam kegiatan yang akan kita kerjakan setelah kembali ke Jakarta nanti.

Bahkan saat kita di Melbourne (sebelum pulang ke Jakarta) pun, dia sempatkan datang untuk memastikan bahwa kita harus berubah dan mengubah diri untuk untuk menjadi pemimpin yang memiliki bandwidth tak terbatas, begitu istilahnya. Beberapa kawan memandang dari sisi negatif, namun aku memandangnya, sebagai upaya totalnya untuk mentransfer apa yang dia miliki untuk menjadi kristalisasi pemikiran yang mungkin akan dapat kita rasakan lima atau sepuluh tahun ke depan.

Ini sebenarnya contoh yang sangat baik untuk kujadikan benchmark mengajarku kelak.

Terima kasih Pak Webb.

Tidak ada komentar: