senja di atas masjid banten

senja di atas masjid banten

Sabtu, 09 Februari 2008

Pak Phil, Aussie Yang Ramah


Perjalanan dari Sydney ke Melbourne pada awalnya hanya catatan kecil yang tidak berkesan, apalagi setelah sampai di bandara, langit mendung dan hujan kecil menyertai dorongan troli menuju mobil Pak Phil, yang sudah menunggu rombongan ku sejam lebih.

Senyumnya manis dan ramah, membuat pikiran ku menyangsikan bahwa Pak Phil ini orang Aussie asli. Obrolannya sepanjang perjalanan ke hotel Crown pun seperti tidak membosankan karena Pak Phil pandai bercerita lucu. Keramahannya, jadi mengingatkan ku pada kisah dan cerita guru ku SD bahwa bangsa Indonesia terkenal ramah, dan murah senyum. Sangat menghargai dan menghormati kaum pendatang, berbudi pekerti luhur dan suka gotong royong. Tak tahunya, Pak Phil justru jadi representatif apa yang diceritakan oleh guru ku SD dulu. Mungkin karena memang pekerjaan dan profesionalitasnya sehingga Pak Phil bisa bertingkah seperti itu. Tapi btw, Pak Phil emang OK.

Dalam kesempatan mengunjungi rumah Pak Kapten Cook, kami duduk berdua dan bercerita tentang orang Aussie yang selalu memandang buruk orang Indonesia, baik karena naifnya, citra miskin, korupsi, bangsa lemah dan penuh teroris. Pak Phil justru memandang dalam sudut yang lain, dalam usianya yang sudah 58 tahun, Pak Phil telah berkeliling di 26 negara, dan paling lama Indonesia (5 tahun) -- dia pernah tinggal di Malingping, Banten lho --, orang Australia yang berpikiran sempit dan kaum politik lah yang selalu ngomong seperti itu, bagi mereka yang pernah dan sering berhubungan dengan orang indonesia bukan urusan politik, pasti pandangannya lain. Ada istilah khusus yang disampaikan untuk orang2 tersebut. Tentu saja istilah lucu-lucuan, dan bisa bikin orang tersinggung.

Dan pandangan ku tentang orang Aussie juga mulai berubah setelah pak Phil mengenalkan kepada banyak temens, yang juga multi etnis, saat di Victoria Market/CM. Kami kebetulan berkumpul dan tempat parkir VM menunggu rekans yang berbelanja. Obrolan kami dimulai dengan Rugby, karena mayoritas penggemar olah raga ini. Obrolan melebar tentang Indonesia. Mereka ternyata masih mengenal Indonesia dari sisi baiknya. Mereka bercerita tentang Bali, tentang kehebatan Indonesia yang bisa menyatukan banyak etnis dan bisa saling rukun, tidak ada kaum minoritas yang tertindas (??). Walaupun kadang ada beberapa koran di sana yang menulis tentang buruknya Indonesia, namun itu terkikis oleh orang2 Indonesia yang mereka kenal selama ini baik dan mau bercerita tentang hal sebenarnya di Indonesia.

Yah, orang Australia ternyata juga banyak yang humanis dan memandang Indonesia dalam bingkai yang lebih baik. Percakapan ini, moga tak cukup di area parkir, namun juga di lokasi-lokasi lain dimana bangsa Indonesia, dapat ditempatkan pada hal yang sebenarnya, bukan hanya sisi negatifnya, karena tak ada gading yang tak retak, demikian juga Indonesia dan Australia. Semoga.

Terima kasih Pak Phil.

Tidak ada komentar: